Minggu
lalu saya disibukan dengan dua kunjugan ke Tanjung Karang dan Batam,
masalahnya kunjungan tersebut tidak bisa dilakukan menerus, dari Jogja
saya ke Tanjung Karang dulu, kemudian ke Jogja, baru hari berikutnya ke
Batam.
Dalam
perjalanan ke dua tujuan tersebut saya menggunakan maskapai
penerbangan Sriwijaya, Lion dan Batavia, dengan berbagai alasan
ketiga-tiganya mengalami penundaan jadwal penerbangan, dan saya yakin
kejadian ini sering dialami oleh pengunjung web ini saat anda melakukan
perjalanan, dan juga dialami oleh ratusan orang bahkan ribuan orang
setiap harinya di bandara.
Apa
yang kita bisa perbuat dengan kejadian ini? Hanya satu cara untuk
melampiaskan kekesalan ini yakni dengan SABAR, karena mau bagaimana
lagi, komplain pun tidak akan pernah menyelesaikan masalah.
Pertanyaannya
apakah maskapai penerbangan tidak pernah belajar dari kejadian ini?
Saya yakin mereka paham akan kondisi ini, maskapai penerbangan adalah
kumpulan orang-orang hebat yag membiasakan diri dengan pola kerja
disiplin tinggi, lantas kenapa yang terlihat dan kita alami selama ini
sepertinya tidak ada perubahan? Dan gelisahkah sebagian besar masyrakat
dengan kejadian ini? Sepertinya juga tidak. Karena faktor
ketidakseimbangan supply dan demand.
Hampir
semua maskapai penerbangan “laris manis di buru konsumen” apalagi bila
bertepatan dengan long weekend atau libur panjang yang lain, terlepas
bagaimanapun pelayanan mereka di dalam pesawat, ada yang cara membacanya
prosedur keselamatan penerbangan sipil asala-asalan sehinga tidak jelas
awal dan ujung bicaranya, apalagi versi inggrisnya, ada yang tidak
diberi minum walaupun mungkin banyak yang haus, dan tentu saja banyak
juga pelayanan maskapai penerbangan yang baik.Tetapi sebagian besar
konsumen tetap diam dengan kondisi ini.
Bisakah
Rumah Sakit berlaku seperti ini? Mungkin ada beberapa rumah sakit yang
dirasakan oleh sebagian konsumennya seperti itu, pada lapisan masyarakat
tertentu bahkan tidak tahu kalau mereka diperlakukan dengan tidak
semestinya, apalagi mengeluh, mereka hanya datang dan menunggu, apa kata
perawat dan dokter yang merawat keluarga mereka. Masih ada banyak RS
yang dengan pelayanan “seadanya” tetap saja pasien datang mengantri,
seperti maskapai penerbangan yang selalu delay tetapi tetap saja banyak
pelanggannya.
Rumah
Sakit terutama yang berdirinya atas dasar orientasi keuntungan tidak
dapat berlaku seperti itu, mereka harus menempatkan pasien sebagai
prioritas utama, karena income rumah sakit hanya datang dari pasien.
Bagaimana mensiasati kondisi persaingan bisnis rumah sakit yang semakin
tajam, tentu salah satu cara adalah dengan menjalankan program marketing
yang efektif, bagaimana marketing rumah sakit yang efektif?
Buat
observasi RS pesaing dan lakukan perbedaan-perbedaan yang lebih baik,
lakukan kejutan-kejutan kecil bagi pasien, dan banyak lagi hala-hal lain
yang mudah dan sederhana yang dampaknya bisa saja luar biasa. Mulai
dari sekarang melakukan hal yang berlawanan dengan pelayanan maskapai
penerbangan yang “suka” menunda dengan alasan operasional atau apapun
alsannya, jelaskan ke pasien apa yang menjadi hak-hak mereka, dan
seterusnya. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar