Penyakit
malaria merupakan penyakit menular yang terdapat pada masyarakat yang tinggal
di pemukiman kumuh atau di daerah kotor. Penyakit ini biasanya mudah menular
dari seseorang ke orang lain dengan cepat.
Etiologi dari penyakit malaria ini
adalah plsmodium yang merupakan kelas sporozoa hewan bersel satu. Penyebaran
penyakit ini terutama melalui nyamuk anopeles betina yang hidup di rawa – rawa
atau di daerah kotor. Adapun nyamuk jantan anopeles ini menghisap sari bunga
dan daun kering.
Nyamuk anopheles memiliki kelenjar
liur yang banyak mengandung sporozoid parasit malaria, ketika nyamuk menggigit
manusia parasit akan masuk melalui plebotomus nyamuk dan akan masuk ke dalam
darah manusia. Di dalam darah parasit ini akan difagositosis, namun sebagian
besar berhasil memasuki sel hati dan membentuk cincin di dalam sitoplasma
hepatosit yang disebut Schizon. Schizon ini akan terus berkembang di dalam
hepatosit sampai akhirnya hepatosit itu pecah, ketika pecah maka parasit yang
berada dalam bentuk schizon akan menyebar dan kembali sebagian difagositosis,
parasit yang selamat menginfeksi eritrosit dan memulai siklus merozoit dalam
sel darah merah. Sel darah merah yang terinfeksi akan pecah dan selanjutnya
kembali akan mengeluarkan merozoit baru. Sampai akhirnya setelah beberapa kali
mengalami siklus berulang barulah akan dibentuk fase seksual yaitu dibentuk
makrogamet sebagai betina dan mikrogamet sebagai jantan. Ketika nyamuk anopeles
ini menggigit manusia ini lagi maka gamet akan masuk ke dalam kelenjar ludah
naymuk dan membentuk zygot setelah itu zygot akan berkembang menjadi tropozoit
baru di dalam kelenjar ludah nyamuk.
Sementara itu pada tubuh manusia
selama infeksi dari parasit malaria akan mengalami peningkatan suhu tubuh atau
demam sebanyak dua puncak sehari yaitu pagi dan sore. Pola demam seperti ini
berhubungan dengan adanya jeda waktu antara pembentukan scizon dan merozoid
dalam tubuh. Selama di dalam sel, parasit malaria tidak menimbulkan demam
karena terdapat perlindungandari sel. Parasit ini juga menginstruksikan atau
menghambat ekspresi MHC kelas I pada sel untuk memberi sinyal kepada makrofag
untuk memfagositosis sel yang terinfeksi. Setelah parasit menyebar di dalam
darah, tubuh berupaya memfagositosis parasit tersebut, karena jumlah parasit
kian bertambah banyak dengan cepat, maka akan terjadi pembengkakan sel RES
khususnya hati dan limpa.
Tahap demam yang terjadi pada
penyakit malaria ada 3 tahap yaitu:
-
Tahap menggigil
-
Tahap demam tinggi
-
Tahap berkeringat
Apabila penyakit demam berdarah ini berlangsung terus menerus dapat
menimbulkan gejala anemia yaitu anemia normokrom normositik.
Secara Etiologi terdapat 4 macam strain yang dapat manyebabkan
malaria pada manusia, ke – 4 plasmodium itu adalah:
- Plasmodium vivax :
menyebabkan malaria tertiana
- Plasmodium ovale :
menyebabkan malaria ovale
- Plasmodium malariae :
menyebabkan malaria malariae / malaria quartana
- Plasmodium falciparum :
menyebabkan malaria tropica
Diantara ke – 4 plasmodium itu yang paling berbahaya adalah
palsmodium falciparum karena plasmodium ini dpat menyebabkan malaria serebral,
yaitu malaria berat disertai gangguan syaraf dan radang selaput otak atau
meningitis. Disamping itu plasmodium falciparum ini dapat menimbulkan kematian
yang cepat.
Sampai saat ini terapi penyakit malaria masih menggunakan obat –
obat farmakologis dan tirah baring selama satu minggu. Selain itu tempat yang
dapat menjadi sarang nyamuk sebaiknya diberantas agar tidak terjadi reinfeksi
terhadap penduduk, diusahakan membuat MCK ( mandi, cuci, kakus ) yang baik dan
tidak membuang sampah ke sungai. Adapun terapi farmakologis yang saat ini
dianggap drug of choice adalah klorokuin dan derivatnya selain itu beberapa
obat yang juga dapat digunakan sebagai pengobatan malaria yang masih dalam
tahap awal adalah:
-
Kuinakrin
-
Primakuin
-
Tetrasiklin, doksisiklin,
minosiklin, klindamisin
-
Mepakrin
-
Proguanil dan klorproguanil
-
Pirimetamin dan trimetoprim
-
Sulfonamid
-
Meflokuin
---0oo0---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar