Minggu, 05 Februari 2012

Teknik Anastesi


Anestesi
( Oliver Wendell Holmes )
Definisi  :
Peristiwa ilangnya sensasi, perasaan ( panas, raba, posture ) dan nyeri bahkan hilangnya kesadaran, sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan pembedahan.

Trias Anestesi  :
  1. Analgesia ( Hilangnya nyeri )
  2. Hipnotik ( Hilang kesadaran )
  3. Relaksasi otot ( Muscle Relaxan )

Ruang lingkup kerja anestesi  :
  1. Ruang operasi
  2. ICU
  3. UGD
 
Persiapan Anestesi  :
Tujuan  :
  1. Mempersiapkan mental dan fisik penderita secara optimal
  2. Merencanakan & memilih tehnik & obat-obat anestesi yang sesuai
  3. Mengurangi angka kesakitan
  4. Mengurangi angka mortalitas

Tahap :
  1. Informed consent
  2. Periksa keadan ummum pasien  :
-      Anamnesis
-      Fisik diagnostik
-      Pemeriksaan Lab
-      Kelas / status penyakit
  1. ASA Menentukan grade operasi
  2. Masukan oral dibatasi ( Puasa )
  3. Tehnik operasi
  4. Resiko operasi
  5. Premedikasi

Tujuan Premedikasi  :
  1. Menenangkan penderita
  2. Mengurangi rasa sakit
  3. Memudahkan induksi
  4. Mengurangi dosis obat- obat anestesi
  5. Menngurangi refleks yang tidak diinginkan
  6. Mengurangi sekresi kelainan mulut & saluran nafas
  7. Mencegah mual dan muntah pasca bedah
  8. Mencegah penderita ingat situasi selama operasi ( menciptakan amnesia )

Obat – obatan Premedikasi  :
  1. Sedativa, transquilizer
  2. Analgetika narkotika
  3. Alkaloid belladona  :
-      Anti sekresi
-      Mengurangi efek vagal terhadap jantung dari obat-obat
-      Impuls afferent abdomen, thorax, mata
  1. Anti emetik
 

Klasifikasi Status Fisik  :
-       ASA I         :   Pasien normal / sehat
-       ASA II       :   Pasien dengan penyakit sistemik ringan
-       ASA III     :   Pasien dgn peny. Sistemik berat sehingga
    aktivitas rutin terbatas
-       ASA IV       :   Pasien dengan peny. Sistemik berat tidak dapat
melakukan aktivitas rutin  dan  penyakitnya    -
mengancam kematian
-       ASA V         :   Pasien emergensi / muribund, dengan atau tanpa
operasi hidupnya tidak lebih dari 24 jam

Tehnik Anestesi  :
  1. Umum ( Narkose Umum )
  2. Lokal / Regional Anestesi
Yang membedakan  :  Kesadaran
Anestesi Umum
Tehnik  :
  1. Inhalasi
  2. Intravena
  3. Intra Muscular
-      Pada operasi anak – anak
-      Operasi yang sebentar

 Tehnik Penguasaan jalan nafas  :
  1. Sungkup
Dibagi  2  :
-      Triple
-      Manuver
Indikasi  :
-      Untuk operasi yang sebentar
-      Untuk pasien yang posisinya tidak sulit
  1. Intubasi ( ETT )  ada 2 :
a.    Spontan  :   Nafas sendiri tanpa muscle relaxan
b.    Kontrol   :   Dengan muscle relaxan

Indikasi Intubasi  :
-      Pasien operasi
-      Pasien bukan operasi ( Cth  :  Stroke, gagal nafas, koma )

Komplikasi Intubasi   :
a.    Pada saat intubasi
à  Sudah terjadi kompilkasi
b.    Selama Intubasi
-      Aspirasi
-      Trauma ggigi geligi
-      Laserasi bibir, gusi, laring
-      Hipertensi, takikardi
-      Spasme Bronchus
c.    Setelah Intubasi  :
-   Spasme laring
-   Aspirasi
-   Gangguan fonasi
-   Edema glotis – sunglotis
-   Infeksi larinng, faring, trakhea
Indikasi anestesi umum
  1. Infant & anak usia muda
  2. Dewasa yang memilih anestesi ummum
  3. Pembedahannya luas / eskstensif
  4. Penderita sakit mental
  5. Pembedahan lama
  6. Pembedahan dimana anestesi lokal tidak praktis atau tidak memuaskan
  7. Riwayat penderita tksik / alergi obat anestesi lokal
  8. Penderita dengan pengobatan antikoagulantia

 Anestesi Lokal  :
Tehnik  :
  1. Topikal ( Anestesi permukaan )
  2. Infiltrasi lokal
  3. Field Block ( Anestesi / lapaangan )
  4. Nerve Block ( Block Syaraf )
  5. Spinal Block ( LCS )
  6. Epidural Block
  7. Intravenous local anestesi

Obat – obat anestesi lokal  :
  1. Potensi rendah, lama kerja pendek
Ex  :  Procain, chloroprocain
  1. Potensi sedang, lama kerja sedang
Ex  :  Lidocain, Mopivacain, prilokain
  1. Potensi kuat,  lama kerja panjang
Ex  :  Bupivacain , Tetracain

Golongan obat anestesi lokal  :
  1. Golongan eter ( -COOC - )
Kokain, Benzokain, Ametocaine, Prokain ( Novokain), Tetrakain ( Pentokain ), Chloropocain ( Nesakain )
  1. Golongan Amida ( - NHCO - )
Lidocain, Mepivacain, Prilocain, Bupivacain, Etidokain, Dibukain, ropivakain, levobupivacain

Sebelum dilakuan sungkup atau intubasi ada  :  Induksi  :
-      Inhalasi
-      Parenteral ( IV & IM )

Selama operasi harus ada pemantauan ( Tanda – tanda vital  :  yaitu  :  Tensi, suhu, respirasi, nadi ). Tujuannya adalah untuk mengurangi terjadinya komplikasi anestesi operasi.

Setelah operasi dilakukan  :
Ekstubasi   :
à  RR ( Recovery Room )  Bisa terjadi komplikasi juga. EX  :  Muntah, tensi tinggi, dll
à  Di RR  :  Setelah 2 jam atau kurang dihitung ALDRENE SCORE ( Sadar, tensi stabil, nafas lagi )
à  Jika ALDRENE SCORE  :
-      > 8  à  Masuk ruang perawatan
-      < 7  à  ICU

Indikasi pasien masuk ICU  :
1.     Gagal nafas
2.    Gagal jantung
3.    Koma
4.    Post operasi besar
5.    Post cardiac arrest

Selain itu  pasien dari  :
  1. UGD  ( Pasien karena trauma kapitis, stroke )
  2. Ruang perawatan 
Pasien masuk ICU diharapkan  = harapan hidupnya lebih besar

Perioperatif  :
1.     Therapi cairan  :
-      Maintenance ( Pemeliharaan )
-      Resusitasi ( Pasien shock, perdarahan )

Normal cairan didalam tubuh  :  60 – 70 % BB/TBW ( Total body water )

2.    Therapi darah  :




Faktor yang mempengaruhi dosis obat  :
  1. Usia
  2. Suhu
  3. Emosi
  4. Penyakit

Obat Premedikasi  :
  1. Golongan antikolinergik
-      Atropin
-      Scopolamin ( Hyoscine )
-      Glycopyrolat
  1. Golongan hipnotik – sedative
-      barbiturat  :  Phenobarbital  ( Luminal )
-      Benzodizepine , diazepam
  1. Golongan Analgetik narkotik
-      Morphin
-      Petidin
  1. Golongan Transquilizer ( Anti Histamin )
-      Phenotiazine  :  Phenergen
-      Chlorpomazine  :  Largactil
  1. Golongan Nevroleptik
-      Deperidol
-      Dehydrobenzoperidol


Enteral  :
à  Masuk Usus melalui NGT  :
-      Gastrostomi
-      Yeyenostomi
-      Illeustomi

Nutrien  :  Adalah zat nutrisi yang  masuk dalam tubuh
  1. Karbohidrat
  2. Protein  : 4 kal
  3. Lipid  : ( kal
  4. Trace element

Kebutuhan kalori  :  25 kal / kgBB

TBW :
-      Cairan intrasel (40%)
a.    Terdiri dari : kalium, Mg, fosfat (kalium paling banyak)
b.    Otak, Hb, eritrosit
-      Cairan Ekstrasel (20%)
a.    Cairan interstisial (antar sel) : 15%
b.    Plasma (cairan intravaskular) : 5%
Terdiri dari : Na, Cl (Na paling banyak)

à  Kehilangan cairan lebih dari 20 % harus di intervensi (dikompensasi).

Jenis – jenis cairan :
  1. Koloid (plasma ekspander) à intravena
-      Gelatin (lemak sel, gelafundin, gelofusin)
-      Polimer dextrosa (dextran 40, dextran 70)
-      Turunan kanji
-      Hidroksi – etil starch (haes, ekspafusin)
  1. Kristaloid (elektrolit)
-      Dextrosa 5 % (dewasa)
-      Ringer laktat (RL)
-      NaCl 0,9 %
-      Asetat ringer (asering)

Indikasi transfusi darah :
  1. Perdarahan  akut sampai Hb < 8 gr % atau Ht < 30 %
Pada orang tua, kelainan paru, kelainan jantung,         
     Hb < 10 gr %
  1. Bedah mayor kehilangan darah 20 % volume darah

RJPO (Resusitasi jantung dan paru)

Adalah tindakan untuk memulihkan keadaan pasien dengan tahapan A – B – C – D.

Indikasi RJPO :
-      Henti jantung
-      Henti nafas

Therapi oksigen :   Sebelum, selama, setelah operasi

 Indikasi :
- Post operasi ada gangguan nafas (dekomp kordis)
- Depresi nafas

Kadar oksigen murni di ruangan : 20 – 21 %
Kadar oksigen dalam tabung : 100 %

teknik pemberian
  1. Nasal kateter
  2. Nasal kanul
  3. Fis mas (sungkup) :
-      non rebiliting (tanpa balon)
-      rebiliting (dengan balon)

Tidal volume : 8 – 15
Minute volume (MV) = tidal volume x RR
Cardiac output (CO) = stroke volume x RR (5 – 8 liter)

Nutrisi : parenteral, enteral

Parenteral :  Masuk ke pembuluh darah :
-      Perifer, melalui : V. Radialis, V. Femoralis
-      Sentral, melalui : pembuluh darah besar, V. Subclavia, V.cava.

Batasan kekentalan osmoler : 900 ml osm
< 900 ml osm à perifer
>900 ml osm à sentral

Spinal
Indikasi :
Untuk pembedahan, daerah tubuh yang dipersyarafi cabang T 4 Kebawah


Kontra Indikasi  ;
Kelainan pembekuan darah, syok hypopolemia, septocemia, Peningkatan tekanan intrakranial, infeksi klulit pada daerah fungsi

Komplikasi  :
-      Dini  :  Gangguan pada sirkulasi, respirasi, GIT
-      Terjadi kemudian ( Delayed )

Pemeriksaan Pra bedah / Persiapan pasien  :
Dasar tinadakan pertolongan gawat darurat  :
  1. Evaluasi * pengendalian jalan  nafas
  2. Ventilasi dan oksigenasi
  3. Pengendalian sirkulasi
  4. Tindakan hemostatis
  5. Evaluasi terhadap cedera
  6. Monitoring

Kasus  :
-      Bedah  à  Illeus, hernia incarcerata
-      Kebidanan  à  Plasenta previa, solutio plasenta
-      Syaraf  à  Perdarahan intra cranii, fraktur basis cranii
-      Mata  à  Trauma Bulbi

Penyakit  :
-      lambung penuh
-      Syok
-      Gangguan alektrolit & asam basa
-      Kadar gula darah naik

Pengelolaan pasca Bedah  :
1.     Awasi keadaan vital
2.    Perbaiki deposit cairan, darah dan elektrolit
3.    Tangulangi penyakit yang menyertai

Pada Pasien tanpa mondok
Pilihan pasien  :
  1. Sebaiknya termasuk kategori ASA I, dapat status fisik ASA II
  2. Pembedahan superfisial, bukan tindakan bedah didalam kranium, toraks atau abdomen
  3. Lama pembedahan tidak melebihi 60 menit
  4. Perdarahan & perubahan fisiologis yang terjadi minat
EX  : -   Insisi Abses
          -   Sirkumsisi
          -   Kuretase
          -   Hernia Inguinalis ( Pada anak )
          -   Reposisi fraktur

Syarat TM
  1. Induksi cepat & lancar
  2. Analgesi cukup baik
  3. Cukup dalam untuk pembedahan
  4. Masa pulih sadar cepat
  5. Komplikasi anestesi pasaca bedah luminal

Tehnik Anestesi
-      Lokal
-   Prokain 1% - 2,5%
-   Lidokain  0,5% - 1%
-      Regional
-   Intra vena             -    Block Subarachnoid
-   Block regional                  -    Umum

Komplikasi ( Nyeri kepala )
-      Mual
-      Muntah
-      Nyeri pada otot
-      Nyeri pada tenggorok
-      Batuk – batuk




Anestesi Obstetrik  :
-      Analgesi lokal
1.     Spinal
2.    Epidural
3.    Caudal
4.    Paraservcikal

à  Tehnik ini ( Anest. Obstetrik )  dikontraindikasikan pada  :
-      Infeksi didaerah fungsi
-      Gangguan pembekuan darah
-      Hipovolemia
-      Pasien menolak
à  Hipotensi, muntah,meningitis/ encephalitis

-      Komplikasi
1.     Aspirasi paru
2.    Gangguan respirasi
3.    Gangguan kardiovasculer






Anestesi Pediatrik  :
Permasalahan  :
-      Pernafasan             -    Suhu tubuh
-      Kardio – sirkulasi             -    Cairan tubuh

Massa anestesi  :
-      Intubasi
-      Induksi inhalasi
-      Induksi intravena














1 komentar:

  1. saya suka blok anda tentang teknis anestesi, saya berharap untuk melihat lebih banyak dari anda. apakah anda menjalankan situs lain????

    BalasHapus