Anestesi
( Oliver
Wendell Holmes )
Definisi :
Peristiwa ilangnya
sensasi, perasaan ( panas, raba, posture ) dan nyeri bahkan hilangnya
kesadaran, sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan pembedahan.
Trias
Anestesi :
- Analgesia ( Hilangnya nyeri )
- Hipnotik ( Hilang kesadaran )
- Relaksasi otot ( Muscle Relaxan )
Ruang
lingkup kerja anestesi :
- Ruang operasi
- ICU
- UGD
Persiapan Anestesi :
Tujuan :
- Mempersiapkan mental dan fisik penderita secara optimal
- Merencanakan & memilih tehnik & obat-obat anestesi yang sesuai
- Mengurangi angka kesakitan
- Mengurangi angka mortalitas
Tahap :
- Informed consent
- Periksa keadan ummum pasien :
- Anamnesis
- Fisik diagnostik
- Pemeriksaan Lab
- Kelas / status
penyakit
- ASA Menentukan grade operasi
- Masukan oral dibatasi ( Puasa )
- Tehnik operasi
- Resiko operasi
- Premedikasi
Tujuan
Premedikasi :
- Menenangkan penderita
- Mengurangi rasa sakit
- Memudahkan induksi
- Mengurangi dosis obat- obat anestesi
- Menngurangi refleks yang tidak diinginkan
- Mengurangi sekresi kelainan mulut & saluran nafas
- Mencegah mual dan muntah pasca bedah
- Mencegah penderita ingat situasi selama operasi ( menciptakan amnesia )
Obat –
obatan Premedikasi :
- Sedativa, transquilizer
- Analgetika narkotika
- Alkaloid belladona :
- Anti sekresi
- Mengurangi efek vagal
terhadap jantung dari obat-obat
- Impuls afferent
abdomen, thorax, mata
- Anti emetik
Klasifikasi
Status Fisik :
-
ASA I : Pasien normal / sehat
-
ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan
-
ASA III : Pasien dgn peny. Sistemik berat sehingga
aktivitas rutin
terbatas
-
ASA IV : Pasien dengan peny. Sistemik berat tidak
dapat
melakukan aktivitas rutin dan
penyakitnya -
mengancam kematian
-
ASA V : Pasien emergensi / muribund, dengan atau
tanpa
operasi hidupnya tidak lebih dari 24
jam
Tehnik
Anestesi :
- Umum ( Narkose Umum )
- Lokal / Regional Anestesi
Yang
membedakan : Kesadaran
Anestesi
Umum
Tehnik :
- Inhalasi
- Intravena
- Intra Muscular
- Pada operasi anak –
anak
- Operasi yang sebentar
Tehnik
Penguasaan jalan nafas :
- Sungkup
Dibagi 2 :
- Triple
- Manuver
Indikasi :
- Untuk operasi yang
sebentar
- Untuk pasien yang
posisinya tidak sulit
- Intubasi ( ETT ) ada 2 :
a. Spontan :
Nafas sendiri tanpa muscle relaxan
b. Kontrol :
Dengan muscle relaxan
Indikasi Intubasi :
- Pasien operasi
- Pasien bukan operasi
( Cth :
Stroke, gagal nafas, koma )
Komplikasi Intubasi :
a. Pada saat intubasi
à Sudah terjadi kompilkasi
b. Selama Intubasi
- Aspirasi
- Trauma ggigi geligi
- Laserasi bibir, gusi,
laring
- Hipertensi, takikardi
- Spasme Bronchus
c. Setelah Intubasi :
- Spasme laring
- Aspirasi
- Gangguan fonasi
- Edema glotis –
sunglotis
- Infeksi larinng,
faring, trakhea
Indikasi anestesi umum
- Infant & anak usia muda
- Dewasa yang memilih anestesi ummum
- Pembedahannya luas / eskstensif
- Penderita sakit mental
- Pembedahan lama
- Pembedahan dimana anestesi lokal tidak praktis atau tidak memuaskan
- Riwayat penderita tksik / alergi obat anestesi lokal
- Penderita dengan pengobatan antikoagulantia
Anestesi Lokal :
Tehnik :
- Topikal ( Anestesi permukaan )
- Infiltrasi lokal
- Field Block ( Anestesi / lapaangan )
- Nerve Block ( Block Syaraf )
- Spinal Block ( LCS )
- Epidural Block
- Intravenous local anestesi
Obat – obat anestesi
lokal :
- Potensi rendah, lama kerja pendek
Ex :
Procain, chloroprocain
- Potensi sedang, lama kerja sedang
Ex :
Lidocain, Mopivacain, prilokain
- Potensi kuat, lama kerja panjang
Ex :
Bupivacain , Tetracain
Golongan obat anestesi
lokal :
- Golongan eter ( -COOC - )
Kokain,
Benzokain, Ametocaine, Prokain ( Novokain), Tetrakain ( Pentokain ),
Chloropocain ( Nesakain )
- Golongan Amida ( - NHCO - )
Lidocain,
Mepivacain, Prilocain, Bupivacain, Etidokain, Dibukain, ropivakain,
levobupivacain
Sebelum dilakuan sungkup
atau intubasi ada : Induksi
:
- Inhalasi
- Parenteral ( IV &
IM )
Selama operasi harus
ada pemantauan ( Tanda – tanda vital
: yaitu : Tensi, suhu, respirasi, nadi ). Tujuannya
adalah untuk mengurangi terjadinya komplikasi anestesi operasi.
Setelah operasi
dilakukan :
Ekstubasi :
à RR ( Recovery Room
) Bisa terjadi komplikasi juga. EX :
Muntah, tensi tinggi, dll
à Di RR :
Setelah 2 jam atau kurang dihitung ALDRENE SCORE ( Sadar, tensi stabil,
nafas lagi )
à Jika ALDRENE
SCORE :
- > 8 à Masuk ruang perawatan
- < 7 à ICU
Indikasi pasien masuk
ICU :
1. Gagal nafas
2. Gagal jantung
3. Koma
4. Post operasi besar
5. Post cardiac arrest
Selain itu pasien dari :
- UGD ( Pasien karena trauma kapitis, stroke )
- Ruang perawatan
Pasien masuk ICU
diharapkan = harapan hidupnya lebih
besar
Perioperatif :
1. Therapi cairan :
- Maintenance (
Pemeliharaan )
- Resusitasi ( Pasien
shock, perdarahan )
Normal
cairan didalam tubuh : 60 – 70 % BB/TBW ( Total body water )
2. Therapi darah :
Faktor yang mempengaruhi
dosis obat :
- Usia
- Suhu
- Emosi
- Penyakit
Obat Premedikasi :
- Golongan antikolinergik
- Atropin
- Scopolamin ( Hyoscine
)
- Glycopyrolat
- Golongan hipnotik – sedative
- barbiturat :
Phenobarbital ( Luminal )
- Benzodizepine ,
diazepam
- Golongan Analgetik narkotik
- Morphin
- Petidin
- Golongan Transquilizer ( Anti Histamin )
- Phenotiazine :
Phenergen
- Chlorpomazine :
Largactil
- Golongan Nevroleptik
- Deperidol
- Dehydrobenzoperidol
Enteral :
à Masuk Usus melalui
NGT :
- Gastrostomi
- Yeyenostomi
- Illeustomi
Nutrien :
Adalah zat nutrisi yang masuk
dalam tubuh
- Karbohidrat
- Protein : 4 kal
- Lipid : ( kal
- Trace element
Kebutuhan kalori : 25
kal / kgBB
TBW :
- Cairan intrasel (40%)
a. Terdiri dari :
kalium, Mg, fosfat (kalium paling banyak)
b. Otak, Hb, eritrosit
- Cairan Ekstrasel
(20%)
a. Cairan interstisial
(antar sel) : 15%
b. Plasma (cairan
intravaskular) : 5%
Terdiri dari : Na, Cl
(Na paling banyak)
à Kehilangan cairan lebih dari 20 % harus di
intervensi (dikompensasi).
Jenis – jenis cairan :
- Koloid (plasma ekspander) à intravena
- Gelatin (lemak sel,
gelafundin, gelofusin)
- Polimer dextrosa
(dextran 40, dextran 70)
- Turunan kanji
- Hidroksi – etil
starch (haes, ekspafusin)
- Kristaloid (elektrolit)
- Dextrosa 5 % (dewasa)
- Ringer laktat (RL)
- NaCl 0,9 %
- Asetat ringer
(asering)
Indikasi transfusi
darah :
- Perdarahan akut sampai Hb < 8 gr % atau Ht < 30 %
Pada
orang tua, kelainan paru, kelainan jantung,
Hb
< 10 gr %
- Bedah mayor kehilangan darah 20 % volume darah
RJPO (Resusitasi jantung
dan paru)
Adalah tindakan untuk
memulihkan keadaan pasien dengan tahapan A – B – C – D.
Indikasi RJPO :
- Henti jantung
- Henti nafas
Therapi oksigen : Sebelum, selama, setelah operasi
Indikasi :
- Post operasi ada
gangguan nafas (dekomp kordis)
- Depresi nafas
Kadar oksigen murni
di ruangan : 20 – 21 %
Kadar oksigen dalam
tabung : 100 %
teknik pemberian
- Nasal kateter
- Nasal kanul
- Fis mas (sungkup) :
- non rebiliting (tanpa
balon)
- rebiliting (dengan
balon)
Tidal volume : 8 – 15
Minute volume (MV) =
tidal volume x RR
Cardiac output (CO) =
stroke volume x RR (5 – 8 liter)
Nutrisi : parenteral,
enteral
Parenteral : Masuk ke pembuluh darah :
- Perifer, melalui : V.
Radialis, V. Femoralis
- Sentral, melalui :
pembuluh darah besar, V. Subclavia, V.cava.
Batasan kekentalan
osmoler : 900 ml osm
< 900 ml osm à perifer
>900 ml osm à sentral
Spinal
Indikasi :
Untuk pembedahan,
daerah tubuh yang dipersyarafi cabang T 4 Kebawah
Kontra Indikasi ;
Kelainan pembekuan
darah, syok hypopolemia, septocemia, Peningkatan tekanan intrakranial, infeksi
klulit pada daerah fungsi
Komplikasi :
- Dini :
Gangguan pada sirkulasi, respirasi, GIT
- Terjadi kemudian (
Delayed )
Pemeriksaan Pra bedah /
Persiapan pasien :
Dasar tinadakan
pertolongan gawat darurat :
- Evaluasi * pengendalian jalan nafas
- Ventilasi dan oksigenasi
- Pengendalian sirkulasi
- Tindakan hemostatis
- Evaluasi terhadap cedera
- Monitoring
Kasus :
- Bedah à Illeus, hernia incarcerata
- Kebidanan à Plasenta previa, solutio plasenta
- Syaraf à Perdarahan intra cranii, fraktur basis cranii
- Mata à Trauma Bulbi
Penyakit :
- lambung penuh
- Syok
- Gangguan alektrolit
& asam basa
- Kadar gula darah naik
Pengelolaan pasca
Bedah :
1. Awasi keadaan vital
2. Perbaiki deposit cairan,
darah dan elektrolit
3. Tangulangi penyakit
yang menyertai
Pada Pasien tanpa mondok
Pilihan pasien :
- Sebaiknya termasuk kategori ASA I, dapat status fisik ASA II
- Pembedahan superfisial, bukan tindakan bedah didalam kranium, toraks atau abdomen
- Lama pembedahan tidak melebihi 60 menit
- Perdarahan & perubahan fisiologis yang terjadi minat
EX : - Insisi Abses
-
Sirkumsisi
-
Kuretase
-
Hernia Inguinalis ( Pada anak )
-
Reposisi fraktur
Syarat TM
- Induksi cepat & lancar
- Analgesi cukup baik
- Cukup dalam untuk pembedahan
- Masa pulih sadar cepat
- Komplikasi anestesi pasaca bedah luminal
Tehnik Anestesi
- Lokal
- Prokain 1% - 2,5%
- Lidokain 0,5% - 1%
- Regional
- Intra vena -
Block Subarachnoid
- Block regional - Umum
Komplikasi ( Nyeri
kepala )
- Mual
- Muntah
- Nyeri pada otot
- Nyeri pada tenggorok
- Batuk – batuk
Anestesi Obstetrik :
- Analgesi lokal
1. Spinal
2. Epidural
3. Caudal
4. Paraservcikal
à Tehnik ini ( Anest. Obstetrik ) dikontraindikasikan pada :
- Infeksi didaerah
fungsi
- Gangguan pembekuan
darah
- Hipovolemia
- Pasien menolak
à Hipotensi, muntah,meningitis/ encephalitis
- Komplikasi
1. Aspirasi paru
2. Gangguan respirasi
3. Gangguan
kardiovasculer
Anestesi Pediatrik :
Permasalahan :
- Pernafasan -
Suhu tubuh
- Kardio – sirkulasi -
Cairan tubuh
Massa anestesi :
- Intubasi
- Induksi inhalasi
- Induksi intravena
saya suka blok anda tentang teknis anestesi, saya berharap untuk melihat lebih banyak dari anda. apakah anda menjalankan situs lain????
BalasHapus