Adalah
rradang arachnoid, piamater ( leptomeningitis ).
LCS : -
Meningitis purulenta ( keruh, pus )
-
Meningitis serosa ( jernih )
Meningitis
Purulenta ( Bacterialis )
Masih
merupakan penyakit yang sangat berbahaya à Meninggal dan kecacatan
Anti sera (
M. Meningococcus ) efektor intratekal à kematian
menurun
Angka
kematian di 27 negara bagian AS ( 1971 )
-
H. Influenza
-
Neisseria Meningitidis 10,3 %
-
Streptococcus Pneumonia 26,3 %
Patogenesis
-
Seperti infeksi lainnya, terjadi meningitid karena
faktor virulensi bacterial dapat mengalahkan mekanisme pertahann tubuh ( host )
-
Secara anatomi CNS sangat terlindungi dari lingkungan
external dengan adanya leptomeningitis & tengkorak juga oleh adanya Blood
Brain Barrier ( BBB ) à SDO ( sawar darah otak )
-
Kuman masuk karena ada efek pada external barrier : (
Cedera kepala, neuro surgery, penetrating, sinusitis & defek ectodermal
koengenotal ( jarang ), otitis interna, mastoiditis ) atau karena gagalnya
sistem pertahanan tubuh ( sistemik )
-
Sebagian besar meningitis karena penyebaran hematogen
microorganisme melintasi BBB
-
Infeksi diawali dengan kolonisasi kuman pada mucosa
à kalo kuman dapat melewati Ig A ( bersifat bacterisid
)
Invasi menembus mucosa
Bacteriemi
Penetrasi BBB
Ada
beberapa faktor yang mempermudah :
-
Struktur permukaan bacteri patogen
(
pili à Meningococcus )
Memperkuat
penempelan bakteri pada mukosa
Penempelan
ini bisa dicegah bila ada Antibodi spesifik ( Ig A ) yang bersifat bakterisid
-
Adanya kapssul ( bersifat antifagositik )
Keempat
jenis bakteri tersering penyebab meningitis ( Strept. Pneumonia, Hemofillus
influenza. Mycobacterium meningitidis ) à mempunyai
kapsul
E.
Coli àMeningitis pada bayi
karena kumannnya ada di saluran cerna
-
Namun tubuh mempunyai kemampuan unntuk mengatasi efek
anti fagositik dan kapsul dengan mengaktifkan sistem komplemen
à C3
& C3b menempel ke permukaan bakteri à Opsonisasi
à Fagositosis
-
Bila ada gangguan pada sistem komplemen maka opsonisasi
tidak terjadin/ tidak berlangsung sempurna
à Tidak terjadi fagositosis
-
Ross & Denson 1984 menyatakan :
N.
Meningitis lebih sering terjadi pada individu dimana sistim komplemen C5, C6, C7,
C8 dan C9 terganggu, dan ini diturunkan ( Inherited )
-
Sistem pertahanan tuubuh :
Neutrofil, komplemen, Antibodi spesifik
-
HIV limfosit T nya terganggu, gangguan pada susunan
saraf pusat
Patofisiologi
-
Masuknya bakteri ke CNS à Inflamasi pada ruang Subarachnoid
-
Inflamasi ini diperantarai oleh kerja sitokin tubuh (
Interleukin & TNF ( Tumor Neklosin Faktor ) ) dimana kadarnya sangat tinggi dalam LCS setelah
inokulasi kuman intrasisterna
-
Reaksi inflamasi ini dapat ditekan dengan pemberian
steroud
à Ini mendasari therapy adjuvant pada
meningitis. Kortikosteroid à Diberikan
apabila akan terjadi perlengketan-perlengketan, mengganggu masuknya obat dengan
membentuk Blood Brain Barrier.
Khloramfenikol :
Paling tinggi.
Untuk
keadaan akut : antibiotik dosis tinggi
Konsekuensi
Patifisiologi
-
Diawali terganggunnya BBB
Tight
Junctional Interseluler terbuka pinositosis transeluler ↑ à Edema Vasogenik
-
Exudat yang terbentuk juga mempunyai efektifitas à edema sitotoxic serta gangguan penyerapan LCS
di Villi Subarachnoidalis
à Tekanan intra kranial :
-
Herniasi Otak ( meninggal )
Herniasi
otak adalah perpindahan jaringan dari tempat asal ke tempat lainnya
Gejala
Klinik
1.
Demam tinggi (bisa sampai 41° C)
2.
Sakit kepala à Tengkuk à spasme otot à kaku kuduk à Infeksi à meningen
terjadi inflamasi
3.
Kesadaran menurun ( delirium, koma ) à Oleh karena tekanan intra cranial meningkat /
toxic à Encephalopathy
Pada
meningitis meningococcus à Ptekia pada
kulit, paresis N. Cranialis
Diagnosis
Pasti à Lumbal punksi ( LP ) à LCS :
-
Sel PMN ↑ (1000
– 10.000/cc)
-
Glukosa ↓ (karena dipakai untuk metabolisme kuman)
-
Protein ↑
à keluar cairan keruh (karena eksudat)
àtekanan LCS ↑ maka air muncrat, karena terjadi edema
toxigenic
LCS normal : -
Sel : 0 – 5 / lapang pandang
- Glucosa
: 70 % dari gula darah
- Protein
: 15 – 45
Penatalaksanaan
-
Prinsip diagnosa harus cepat, therapi tepat
-
Perawatan umum =
Perawatan koma
Cairan,
nutrisi harus cukup untuk mencegah asidosis
-
Antibiotik (broad spektrum) = Dosis tinggi umumnya
dalam kombinasi
Ampicillin
4 x 3 gr & Chloramfenikol 4 x 1 gr
Ampicillin
4 x 2 gr à Ceftriasan 2 gr/12 jam
Untuk
purulenta diberi antibiotik secepatnya.
-
Antibiotik definitif
= tergantung hasil kultur
(
1 minggu paling cepat )
-
Bila perlu antikonvulsan
-
Cari fokal infeksi ( Mastoiditis, otitis, sinusitis )
-
Stadium pemuihan mobilisasi harus bertahap = Bila 3
hari bebas kuman
-
Cefalosforin generasi III dan IV à mahal
Meningitis
Serosa
Adalah
radang diruang subarachnoid karena infeksi TB
Eg :
Meningitis Tuberculosa :
-
Generalisata à seluruh lapisan otak
-
Sirkumscripta à Hanya pd
tempat tertentu
Adalah pecahnya tuberkel – tuberkel di selaput
otak yang masuk ke ruang subarachnoid.
Perawatan
pasien meningitis = koma. Pasien di mobilisasi kalo lebih dari 3 hari tidak demam.
Pada tbc
paru milier infiltrat tersebar di seluruh lapisan paru à ada
perluasan hematogen
Patogenesis
Ada beberapa pendapat :
1.
TB menyebar melalui darah dari focus dai paru (
Miliaris à anak & orang
tua atau orang –orang dengan immunocompromise )
Focus
primer (di paru) bisa juga dari tempat lain
Focus : KGB,
tulang, ginjal, atau alat-alat lain hematogen spread
2.
M. TB terjadi karena pecahnya tuberkel dalam jaringan
otak à Ke ruang
subarachnoid
3.
Tuberkel pada dinding arteri / vena memecah ke ruang
subarachnoid
4.
Penyebaran dari plexus choroideus
à Di ventrikel
lateralis menghasilkan LCS
Klinis Generalisata
-
Trias Biemond ( Apati, reflek pupil lambat, reflek
tendo melemah )
-
Pemeriksaan lain
:
Kaku
kuduk dan tanda-tanda perangsangan meningeal lainnya lasteg, kernig, Brudainsky
I –II.
Brudainsky I : tungkai ditekukan à inflamasi
di ruang subarachnoid.
-
Gizi biasanya rendah à kakeksia ( Orang yang kurus sekali sampai
kelihatan tulang-tulangnya )
-
Gangguan saraf kranial lebih sering ( karena exudat di
basal ) mengenai N. III & N. VII, IV, VI
-
Dapat ditemukan hemiparesis dan afasia
Kejang
toxic & gangguan sensibilitas akibat thrombosis ( Vaskulitis )
-
Pemeriksaan kaku kuduk :
- Pasien dibaringkan, bantal ditarik
- Tangan kanan kita didada pasien, tangan kiri dibelakang
kepala, kepala ditepuk.
- Kalau normal dagu menyentuh tangan kanan kita
Diagnosis
Pasti :
LP –
LCS :
-
Jernih - bisa
keruh
-
Sel ↑ ( 50 – 500 cc/mm3 ) terutama lilmfosit
-
Glukosa ↓
-
Protein bisa sangat tinggi
LCS : langsung : darah lumbal vertebralis 2, 3,
4
Tidak
langsung : infeksi di tempat lain, infeksi telinga bagian dalam, tindakan korek
kuping.
LCS à Didiamkan
à Endpan fibrin
LP – LCS
virus dan jamur : jernih
Therapi :
Oral Anti
TB :
-
INH :
10-15 mg/KgBB
-
Etambutol : 15
-25 mg/KgBB
-
Ripamfisin :
Tergantung BB
-
Pirasinamid : 3
x 500 Mg
-
Streptomycin
: 750 mg – 1 gr/hari
à obat bersifat hepatotoxic
Steroid
untuk mencegah perlengketan
Piridomid (
B6 ) : Untuk hilangkan toksin
M.
Sirkumscripta
-
Inflamasi terbatas pada daerah tetentu
Eg :
hanya pada cortex motorik
à Kejang fokal,
monoparesis, afasia, dll
-
Gejala klinis lebih rinngan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar