Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan
Mary dan Robbins Coulter (1999, 229) mendefinisikan analisis SWOT adalah
suatu analisis organisasi dengan menggunakan kekuatan, kelemahan,
kesempatan serta ancaman dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000
: 18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
Analisis
SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses
pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.
Pengertian Co-Branding
Co-branding
merupakan format kerja sama antara dua atau lebih merek yang sudah
memiliki pengakuan secara signifikan dari konsumen. Masing-masing yang
ikut dalam co-branding memiliki brand yang kuat.
Philip Kotler
mendefinisikan co-branding sebagai dua atau lebih brand yang sudah
dikenal dikombinasikan di dalam penawaran, di mana satu sama lain saling
memperkuat dan berharap mendapat perhatian dari audiens baru.
Co-branding merupakan jalan yang efektif untuk mengembangkan merek,
memperkuat merek.
Co-branding merupakan “perkawinan” yang diharapkan
akan memberi keuntungan, keuntungan bagi kedua belah pihak yang bekerja
sama serta menaikkan image. Dalam memilih pasangan yang akan melakukan
kerjasama juga harus hati-hati dengan banyak pertimbangan serta
perhitungan yang matang.
Co-Branding dinilai sebagai langkah
strategis untuk meningkatkan performa merek dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumen yang selalu berubah. Pasar tidak pernah berhenti
untuk meminta sesuatu yang lebih.
Beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh dengan melakukan Co-branding: meningkatkan penjualan, memasuki
pasar baru, tambahan keuntungan bagi konsumen, menekan biaya investasi,
hasil dan keuntungan lebih cepat diperoleh, harga yang terjangkau,
keyakinan pelanggan yang tinggi, memperkuat pesan iklan dan meningkatkan
minat pelanggan. Di balik keuntungan melakukan co-branding tentu ada
beberapa risiko yang dapat menghampiri.
Keuntungan Melakukan Co-Branding
Co-branding menawarkan banyak keuntungan dan tergantung pada kondisi pasar dan perusahaan yang melakukan “perkawinan”
1. Pendapatan dari Royalti
Perusahaan yang mereknya digunakan dapat menegosiasikan pembayaran tambahan atau pembayaran royalti
2. Mendongkrak Penjualan
Menggandeng
merek setara atau lebih baik, penjualan bisa ditingkatkan, merek yang
lebih baik akan menyelamatkan pasangan co-branding.
3. Kesempatan memasuki pasar yang baru
Sebuah
perusahaan dapat memasuki pasar yang sebelumnya tidak bisa dimasuki
dengan cara menggandeng merek lain yang mengusai pasar yang dituju. Jadi
terbuka peluang untuk memperluas pasar
4. Menawarkan Additional Benefit
Selain
memberikan keuntungan kepada kedua perusahaan yang melakukan
“perkawinan” manfaat tambahan juga diperoleh oleh konsumen misalnya
bonus tambahan
5. Meminimalkan Investasi
Untuk mengembangkan usaha
dengan memasuki pasar baru dengan melakukan sendiri biaya yang
dikeluarkan mahal. Dengan melakukan co-branding akan terjadi penghematan
yang sangat besar
6. Mengurangi Risiko
Memasuki pasar pasar baru tentu banyak risiko yang mungkin terjadi. Dengan co-branding risiko tersebut dapat dikurangi.
7. Keuntungan Lebih Cepat didapat
Peluang
atau hasil yang diharapkan dapat lebih cepat diperoleh dibandingkan
dengan bila bermain sendiri, sebab usaha dilakukan dengan perusahaan
yang sudah punya reputasi.
8. Harga Premium
Perusaahn bisa membuat harga yang premium dan mempunyai peluang yang besar untuk sukses di pasar dengan harga tersebut.
9. Mengkomunikasikan Kualitas Produk
Perusahaan
bisa dengan cepat mengkomunikasikan keunggulan produk atau jasanya
dengan cepat dan mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari pelanggan
dengan cepat.
10. Meyakinkan pelanggan
Co-barnding dengan pihak
yang ahli dibidangnya akan menghilangkan keragu-raguan konsumen untuk
mencoba produk yang baru. Pelanggan akan cepat yakin dan percaya dengan
produk tersebut.
11. Akses Ke Teknologi Canggih
Perusahan yang
lemah atau kurang dalam teknologi dapat melakukan co-branding dengan
perusahaan yang mempunyai reputasi baik dalam teknologi.
12. Memperkuat Pesan Iklan
Dengan
melakukan co-branding bisa saling memberikan pesan-pesan yang saling
mendukung dalam iklannya. Saling mendukung dengan pesan dan reputasi
masing-masing
13. Meningkatkan Minat Pelanggan
Pelanggan tidak
tertarik dan berminat untuk mencoba merek atau produk baru, dengan
co-branding pelanggan akan berminat untuk mencoba.
Risiko Dalam Co-Branding
1. Kerakusan terhadap Uang
Terlalu
memfokuskan pada keuntungan finansial tanpa memperhatikan kepentingan
kerja sama, tanpa berpikir jangka panjang, maka co-branding akan menjadi
bumerang bagi ke dua belah pihak.
2. Perbedaan Corporate Personality
Perusahan
yang melakukan co-branding harus dapat berkerjasama dengan baik.
Bergabungnya dua pihak yang berbeda tentu membutuhkan banyak
penyesuaian. Bila tidak melakukan penyesuaian maka “perkawinan” tersebut
tidak akan langgeng
3. Perubahan Status Finansial Partner
Salah satu pihak mengalami krisis finansial atau bahkan bangkrut maka akan menjadi masalah dalam kerjasama.
4. Merger atau Takeovers
Salah
satu pihak melakukan merger atau diakuisisi pihak lain yang tidak
terlibat dalam co-branding, dapat menimbulkan masalah dalam kerja sama
yang telah dibuat. Hal tersebut dapat terjadi karena perubahan
kebijakan. Dalam bahasa perkawinan, adanya kehadiran pihak ke tiga.
5. Perubahan Pada Perilaku Pasar
Pasar
selalu dan akan terus berubah. Pihak-pihak yang melakukan co-branding
harus terus melihat perubahan tersebut, jeli mempelajari pasar. Perilaku
berubah, pesaing masuk makan hal tersebut merupakan ancaman.
6. Risiko Kehilangan Identitas
Dalam
co-branding bisa terjadi salah satu atau keduanya kehilangan indentitas
aslinya di mata pelanggan. Perusahaan dapat mengalami perubahan image.
7. Perubahan Positioning Partner
Bisa
salah satu melakuan perubahan strategi yang berkaitan dengan target
market maka akan menimbulakn masalah bagi partner co-branding
8. Kegagalan Memenuhi Target
Salah
satu gagal dalam memenuhi target dapat menyebabkan risiko bagi
kelangsungan kerjasama yang sudah terbentuk, karena pihak yang gagal
memenuhi target tentu akan berusaha untuk mengejar target sehingga ada
kemungkinan mengabaikan pasangannya
9. Terciptanya “Single Brand”
Pelanggan
mulai melihat kedua brand sebagai satu brand, maka menjadi masalah
besar yang membutuhkan tindakan untuk mengembalikan ke situasi semula.
Perbedaan Co-branding dengan Kerja Sama Yang Lain
1. Joint Promotion
Biasanya
dilakukan perusahaan yang sudah mapan dan dalam jangka pendek, dengan
menciptakan publisitas dan penjualan ekstra dengan cara mengkombinasikan
daya tarik dari kedua mererk.
2. Sponsorhip
Melibatkan organisasi
amal yang mempunyai image dan relationship yang kuat dan fokus agar
sebuah perusahaan dapat menjalin hubungan dan memberikan dana.
3. Joint Venture
Kerjasama jangka panjang misalnya dalam kegiatan operasi, dan biasanya dengan cara membuat perusahaan baru.
4. Aliansi
Kerja sama karena alasan marketing.
Co-Branding Rumah Sakit
Sebagai
organisasi yang juga bersaing, lingkungan yang terus berubah maka rumah
sakit dapat melakukan strategi co-branding selain alternatif strategi
yang lain. Melihat keuntungan-keuntungan dengan melakukan co-branding
rumah sakit dapat melakukan perkawinan dengan rumah sakit yang setara
atau mempunyai reputasi lebih sehingga dapat memperluas pasarnya,
menghemat investasi dan meningkatkan awareness. Rumah sakit yang baru
berdiri atau rumah sakit yang akan memasuki persaingan dapat
“melirik-lirik” pasangan yang kira-kira dapat memberi benefit. Hal
lirik-melirik dalam melakukan co-branding sangat penting sehingga
“perkawinan” yang terjadi dapat tetap langgeng serta kedua pihak
terangkat dan saling memberi nilai tambah. Harus ada saling pengertian
dan kasih sayang diantara dua pihak yang melakukan co-branding. Sebelum
melakuan co-branding rumah sakit dapat melakukan analisi SWOT.
Kenapa Rumah Sakit Melakukan Co-Branding?
Seperti
disebutkan di atas banyak benefit yang diperoleh dengan melakukan
co-branding, walau ada juga risiko. Investasi rumah sakit dapat ditekan
dengan melakukan co-branding. Rumah sakit dalam negeri dapat melakukan
co-branding dengan rumah sakit asing, karena persinggungan antara rumah
sakit sudah sangat jelas. Reputasi rumah sakit asing dapat mengangkat
dan membantu rumah sakit dalam negeri, demikian juga rumah sakit asing
tidak terlalu mengeluarkan biaya yang besar untuk dapat melayani pasar
Indonesia. Co-branding rumah sakit terutama dengan rumah sakit asing
pasarnya sudah sangat jelas, yakni masyarakat yang doyan berobat ke luar
negeri sekaligus akan meningkatkan pangsa pasar, karena konsumen yang
tidak mampu untuk berobat ke luar negeri bisa mendapatkan pelayanan di
dalam negeri.
Penutup
Salah satu alternatif strategi yang
dapat dilakukan rumah sakit adalah dengan melakukan co-branding. Dengan
co-branding dapat memberi value added bagi konsumen serta akan memberi
benefit bagi rumah sakit dalam jangka panjang, namun sebelum melakukan
co-branding harus dianalisis dulu benefit dan risk, sehinga akan
memberikan manfaat yang maksimal. Dengan Co-branding tidak menghasilkan
persaingan yang berdarah-darah atau head to head.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar