Rabu, 12 Oktober 2011

Dokter Umum Bukan Kelas Dua


 

Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) menepis anggapan masyarakat yang mengatakan dokter umum tidak bermutu. Diakui, posisi dokter umum kian terjepit.
“Dokter umum bukan kelas dua, dokter umum juga ahli,” kata Presidium Nasional PDUI Dyah A Waluyo, dalam konferensi pers Indonesian General Practicioner’s, di JCC, Jakarta, 12 Maret 2010.
PDUI menyadari selama ini ketika menderita sakit, masyarakat menengah atas cenderung memilih dokter spesialis dengan alasan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik.
Ketua Pengurus Harian PDUI Mawari Edy menambahkan masyarakat menengah ke bawah juga lebih memilih berobat ke tenaga kesehatan lain, bukan dokter. “Dengan alasan biaya lebih murah. Posisi dokter umum terjepit,” kata Edy.
Edy mengatakan kini peran dokter umum tidak seperti yang seharusnya. Menurutnya, setiap orang yang butuh pelayanan medis, sebaiknya ke dokter umum terlebih dulu, tidak perlu ke dokter spesialis. Menurutnya, dokter umum dan spesialis memiliki prosedur yang berbeda.
“Biaya yang dikeluarkan pasien pun jadi lebih murah dan proses pelayanan kesehatan jadi lebih terstruktur,” kata Edy yang terpilih sebagai Ketua Pengurus Harian PDUI pada November 2009 lalu.
Edy memberikan beberapa contoh. Salah satunya tentang pendeteksian kanker leher rahim. Dia mengatakan pendeteksian kanker leher rahim sebenarnya juga merupakan kompetensi dokter umum.
Dokter umum juga bisa melakukan imunisasi bagi anak dan dewasa. “Bahkan dokter umum bisa menangani ibu yang mau melahirkan,” ungkap Edy.
Namun Dyah menyadari tidak mudah mengubah imej. “Memang butuh waktu. Yang pasti masyarakat jangan ragu-ragu ke dokter umum. Jangan tersesat memandang dokter umum sebagai kelas sekian,” ungkap Dyah.
Edy mengungkapkan hingga saat ini, ada 55.000 dokter umum yang tersebar di seluruh Indonesia. Dokter umum bisa berperan dalam deteksi dini dan terapi awal. “Jika bisa dideteksi dini, masalah kesehatan dalam masyarakat akan jauh berkurang,” katanya.
Karena itu, PDUI yang terbentuk sejak 17 November 2009 melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan harkat, martabat, serta kehormatan dokter umum, termasuk membina dan memperjuangkan kepentingan serta meningkatkan mutu profesi dokter umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar