Jumat, 02 Desember 2011

Analisis SWOT Di Rumah Sakit

Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan Mary dan Robbins Coulter (1999, 229) mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis organisasi dengan menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000 : 18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.

Pengertian Co-Branding
Co-branding merupakan format kerja sama antara dua atau lebih merek yang sudah memiliki pengakuan secara signifikan dari konsumen. Masing-masing yang ikut dalam co-branding memiliki brand yang kuat.
Philip Kotler mendefinisikan co-branding sebagai dua atau lebih brand yang sudah dikenal dikombinasikan di dalam penawaran, di mana satu sama lain saling memperkuat dan berharap mendapat perhatian dari audiens baru. Co-branding merupakan jalan yang efektif untuk mengembangkan merek, memperkuat merek.
Co-branding merupakan “perkawinan” yang diharapkan akan memberi keuntungan, keuntungan bagi kedua belah pihak yang bekerja sama serta menaikkan image. Dalam memilih pasangan yang akan melakukan kerjasama juga harus hati-hati dengan banyak pertimbangan serta perhitungan yang matang.
Co-Branding dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan performa merek dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah. Pasar tidak pernah berhenti untuk meminta sesuatu yang lebih.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan Co-branding: meningkatkan penjualan, memasuki pasar baru, tambahan keuntungan bagi konsumen, menekan biaya investasi, hasil dan keuntungan lebih cepat diperoleh, harga yang terjangkau, keyakinan pelanggan yang tinggi, memperkuat pesan iklan dan meningkatkan minat pelanggan. Di balik keuntungan melakukan co-branding tentu ada beberapa risiko yang dapat menghampiri.

Keuntungan Melakukan Co-Branding
Co-branding menawarkan banyak keuntungan dan tergantung pada kondisi pasar dan perusahaan yang melakukan “perkawinan”
1. Pendapatan dari Royalti
Perusahaan yang mereknya digunakan dapat menegosiasikan pembayaran tambahan atau pembayaran royalti
2. Mendongkrak Penjualan
Menggandeng merek setara atau lebih baik, penjualan bisa ditingkatkan, merek yang lebih baik akan menyelamatkan pasangan co-branding.
3. Kesempatan memasuki pasar yang baru
Sebuah perusahaan dapat memasuki pasar yang sebelumnya tidak bisa dimasuki dengan cara menggandeng merek lain yang mengusai pasar yang dituju. Jadi terbuka peluang untuk memperluas pasar
4. Menawarkan Additional Benefit
Selain memberikan keuntungan kepada kedua perusahaan yang melakukan “perkawinan” manfaat tambahan juga diperoleh oleh konsumen misalnya bonus tambahan
5. Meminimalkan Investasi
Untuk mengembangkan usaha dengan memasuki pasar baru dengan melakukan sendiri biaya yang dikeluarkan mahal. Dengan melakukan co-branding akan terjadi penghematan yang sangat besar
6. Mengurangi Risiko
Memasuki pasar pasar baru tentu banyak risiko yang mungkin terjadi. Dengan co-branding risiko tersebut dapat dikurangi.
7. Keuntungan Lebih Cepat didapat
Peluang atau hasil yang diharapkan dapat lebih cepat diperoleh dibandingkan dengan bila bermain sendiri, sebab usaha dilakukan dengan perusahaan yang sudah punya reputasi.
8. Harga Premium
Perusaahn bisa membuat harga yang premium dan mempunyai peluang yang besar untuk sukses di pasar dengan harga tersebut.
9. Mengkomunikasikan Kualitas Produk
Perusahaan bisa dengan cepat mengkomunikasikan keunggulan produk atau jasanya dengan cepat dan mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari pelanggan dengan cepat.
10. Meyakinkan pelanggan
Co-barnding dengan pihak yang ahli dibidangnya akan menghilangkan keragu-raguan konsumen untuk mencoba produk yang baru. Pelanggan akan cepat yakin dan percaya dengan produk tersebut.
11. Akses Ke Teknologi Canggih
Perusahan yang lemah atau kurang dalam teknologi dapat melakukan co-branding dengan perusahaan yang mempunyai reputasi baik dalam teknologi.
12. Memperkuat Pesan Iklan
Dengan melakukan co-branding bisa saling memberikan pesan-pesan yang saling mendukung dalam iklannya. Saling mendukung dengan pesan dan reputasi masing-masing
13. Meningkatkan Minat Pelanggan
Pelanggan tidak tertarik dan berminat untuk mencoba merek atau produk baru, dengan co-branding pelanggan akan berminat untuk mencoba.

Risiko Dalam Co-Branding
1. Kerakusan terhadap Uang
Terlalu memfokuskan pada keuntungan finansial tanpa memperhatikan kepentingan kerja sama, tanpa berpikir jangka panjang, maka co-branding akan menjadi bumerang bagi ke dua belah pihak.
2. Perbedaan Corporate Personality
Perusahan yang melakukan co-branding harus dapat berkerjasama dengan baik. Bergabungnya dua pihak yang berbeda tentu membutuhkan banyak penyesuaian. Bila tidak melakukan penyesuaian maka “perkawinan” tersebut tidak akan langgeng
3. Perubahan Status Finansial Partner
Salah satu pihak mengalami krisis finansial atau bahkan bangkrut maka akan menjadi masalah dalam kerjasama.
4. Merger atau Takeovers
Salah satu pihak melakukan merger atau diakuisisi pihak lain yang tidak terlibat dalam co-branding, dapat menimbulkan masalah dalam kerja sama yang telah dibuat. Hal tersebut dapat terjadi karena perubahan kebijakan. Dalam bahasa perkawinan, adanya kehadiran pihak ke tiga.
5. Perubahan Pada Perilaku Pasar
Pasar selalu dan akan terus berubah. Pihak-pihak yang melakukan co-branding harus terus melihat perubahan tersebut, jeli mempelajari pasar. Perilaku berubah, pesaing masuk makan hal tersebut merupakan ancaman.
6. Risiko Kehilangan Identitas
Dalam co-branding bisa terjadi salah satu atau keduanya kehilangan indentitas aslinya di mata pelanggan. Perusahaan dapat mengalami perubahan image.
7. Perubahan Positioning Partner
Bisa salah satu melakuan perubahan strategi yang berkaitan dengan target market maka akan menimbulakn masalah bagi partner co-branding
8. Kegagalan Memenuhi Target
Salah satu gagal dalam memenuhi target dapat menyebabkan risiko bagi kelangsungan kerjasama yang sudah terbentuk, karena pihak yang gagal memenuhi target tentu akan berusaha untuk mengejar target sehingga ada kemungkinan mengabaikan pasangannya
9. Terciptanya “Single Brand”
Pelanggan mulai melihat kedua brand sebagai satu brand, maka menjadi masalah besar yang membutuhkan tindakan untuk mengembalikan ke situasi semula.

Perbedaan Co-branding dengan Kerja Sama Yang Lain
1. Joint Promotion
Biasanya dilakukan perusahaan yang sudah mapan dan dalam jangka pendek, dengan menciptakan publisitas dan penjualan ekstra dengan cara mengkombinasikan daya tarik dari kedua mererk.
2. Sponsorhip
Melibatkan organisasi amal yang mempunyai image dan relationship yang kuat dan fokus agar sebuah perusahaan dapat menjalin hubungan dan memberikan dana.
3. Joint Venture
Kerjasama jangka panjang misalnya dalam kegiatan operasi, dan biasanya dengan cara membuat perusahaan baru.
4. Aliansi
Kerja sama karena alasan marketing.

Co-Branding Rumah Sakit
Sebagai organisasi yang juga bersaing, lingkungan yang terus berubah maka rumah sakit dapat melakukan strategi co-branding selain alternatif strategi yang lain. Melihat keuntungan-keuntungan dengan melakukan co-branding rumah sakit dapat melakukan perkawinan dengan rumah sakit yang setara atau mempunyai reputasi lebih sehingga dapat memperluas pasarnya, menghemat investasi dan meningkatkan awareness. Rumah sakit yang baru berdiri atau rumah sakit yang akan memasuki persaingan dapat “melirik-lirik” pasangan yang kira-kira dapat memberi benefit. Hal lirik-melirik dalam melakukan co-branding sangat penting sehingga “perkawinan” yang terjadi dapat tetap langgeng serta kedua pihak terangkat dan saling memberi nilai tambah. Harus ada saling pengertian dan kasih sayang diantara dua pihak yang melakukan co-branding. Sebelum melakuan co-branding rumah sakit dapat melakukan analisi SWOT.

Kenapa Rumah Sakit Melakukan Co-Branding?
Seperti disebutkan di atas banyak benefit yang diperoleh dengan melakukan co-branding, walau ada juga risiko. Investasi rumah sakit dapat ditekan dengan melakukan co-branding. Rumah sakit dalam negeri dapat melakukan co-branding dengan rumah sakit asing, karena persinggungan antara rumah sakit sudah sangat jelas. Reputasi rumah sakit asing dapat mengangkat dan membantu rumah sakit dalam negeri, demikian juga rumah sakit asing tidak terlalu mengeluarkan biaya yang besar untuk dapat melayani pasar Indonesia. Co-branding rumah sakit terutama dengan rumah sakit asing pasarnya sudah sangat jelas, yakni masyarakat yang doyan berobat ke luar negeri sekaligus akan meningkatkan pangsa pasar, karena konsumen yang tidak mampu untuk berobat ke luar negeri bisa mendapatkan pelayanan di dalam negeri.

Penutup

Salah satu alternatif strategi yang dapat dilakukan rumah sakit adalah dengan melakukan co-branding. Dengan co-branding dapat memberi value added bagi konsumen serta akan memberi benefit bagi rumah sakit dalam jangka panjang, namun sebelum melakukan co-branding harus dianalisis dulu benefit dan risk, sehinga akan memberikan manfaat yang maksimal. Dengan Co-branding tidak menghasilkan persaingan yang berdarah-darah atau head to head.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar